Cara Sholat Hajat untuk Memohon Pertolongan dan Terkabulnya Hajat
Definisi dan Keutamaan Sholat Hajat
Sholat hajat merupakan salah satu sholat sunnah yang dilakukan dengan tujuan untuk memohon pertolongan, bimbingan, dan terkabulnya suatu hajat atau keinginan kepada Allah SWT. Hajat dalam hal ini dapat berupa urusan duniawi maupun ukhrawi, baik yang terkait dengan diri sendiri, keluarga, maupun orang lain. Sholat hajat memiliki kedudukan yang penting dalam ajaran Islam karena dapat menjadi sarana bagi seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta dan memohon agar segala permasalahan dan keinginannya dapat dimudahkan dan dikabulkan.
Sholat hajat dianjurkan bagi setiap muslim yang sedang menghadapi kesulitan, merasa tertekan, atau memiliki hajat tertentu yang ingin diwujudkan. Berdasarkan hadits Rasulullah SAW, sholat hajat dapat menjadi jalan keluar bagi berbagai permasalahan yang dihadapi, baik yang bersifat material maupun spiritual. Selain itu, sholat hajat juga dipercaya dapat mempermudah segala urusan, memperlancar rezeki, serta mendatangkan keberkahan dalam hidup.
Waktu Pelaksanaan Sholat Hajat
Sholat hajat dapat dilaksanakan pada waktu siang maupun malam hari, selama tidak bertepatan dengan waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan sholat sunnah. Namun, waktu yang paling utama dan dianjurkan untuk melaksanakan sholat hajat adalah pada sepertiga malam terakhir. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa doa pada waktu tersebut memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk dikabulkan.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.'” Oleh karena itu, melaksanakan sholat hajat pada sepertiga malam terakhir dapat menjadi waktu yang sangat mustajab atau diharapkan untuk dikabulkan doanya.
Tata Cara Sholat Hajat
Tata cara pelaksanaan sholat hajat pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah pada umumnya. Namun, terdapat beberapa perbedaan yang perlu diperhatikan, terutama pada niat dan doa yang dibaca. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melaksanakan sholat hajat:
1. Niat Sholat Hajat
Sebelum memulai sholat, niatkan dalam hati dan ucapkan secara lisan:
Ushall sunnatal jati rakataini adan lillhi tal.
Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”
2. Takbiratul Ihram dan Doa Iftitah
Setelah niat, lakukan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga (untuk laki-laki) atau dada (untuk perempuan) sambil mengucapkan “Allahu Akbar”. Kemudian, baca doa iftitah:
Kabiiraa wal hamdu lillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw waashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahirabbil aalamiin. Laa syariika lahuu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.
3. Membaca Al-Fatihah dan Surah Pendek
Setelah doa iftitah, lanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan salah satu surat pendek dari Al-Quran, seperti surat Al-Ikhlas dan Ayat Kursi.
4. Ruku’, I’tidal, dan Sujud
Setelah membaca surat, lakukan ruku’ dengan membaca tasbih sebanyak tiga kali:
Subhaana rabbiyal adziimi wa bihamdih.
Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) dan sujud, serta membaca tasbih sebanyak tiga kali saat sujud:
Subhaana rabbiyal alaa wa bihamdih.
Setelah sujud, duduk di antara dua sujud dan membaca doa:
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfanii warzuqnii wahdinii waaafinii wafu annii.
5. Rakaat Kedua
Setelah sujud kedua, berdiri dan lakukan rakaat kedua dengan tata cara yang sama seperti rakaat pertama, namun tanpa membaca doa iftitah.
6. Tasyahud Akhir dan Salam
Setelah sujud rakaat kedua, lakukan tasyahud akhir dengan duduk tawarruk (kaki kiri di bawah, kaki kanan di atas) dan membaca doa tasyahud. Kemudian, tutup sholat dengan salam, yaitu menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Doa Setelah Sholat Hajat
Setelah selesai melaksanakan sholat hajat, dianjurkan untuk membaca beberapa doa berikut ini:
1. Doa Memohon Shalawat
Subnal-ladz labisal-izza wa qla bihi. Subnal-ladz taaththafa bil-majdi wa takarrama bihi. Subna dzil-izzi wal-kirami, subna dzith-thauli asaluka bimuqidil-izzi min arsyika wa muntahar-ramati min kitbika wa bismikal-adhami wa jaddikal-ala wa kalimtikat-tmmtil-mmtil-lat l yujwizuhunna birrun wa l fjirun an tushalliya ala sayyidin Muammadin wa ala li sayyidin Muammadin.
Artinya: “Mahasuci Zat yang mengenakan keagungan dan berkata dengannya. Mahasuci Zat yang menaruh iba dan menjadi mulia karenanya. Mahasuci Zat pemilik keagungan dan kemuliaan. Mahasuci Zat pemilik karunia. Aku memohon kepada-Mu agar bershalawat untuk Sayyidina Muhammad dan keluarganya dengan garis-garis luar mulia Arasy-Mu, puncak rahmat kitab-Mu, dan dengan nama-Mu yang sangat agung, kemuliaan-Mu yang tinggi, kalimat-kalimat-Mu yang sempurna dan umum yang tidak dapat dilampaui oleh hamba yang taat dan durjana.”
2. Doa Rasulullah SAW Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim
L ilaha illallhul-almul-karmu, l ilaha illallhul-aliyyul-adhmu subnallhi rabbil-arsyil-adhmi wal-amdulillhi rabbil-alamna.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang santun dan pemurah. Tiada Tuhan selain Allah yang maha tinggi dan agung. Mahasuci Allah, Tuhan Arasy yang megah. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”
3. Doa Rasulullah SAW Riwayat Imam At-Tirmidzi
Allumma inn asaluka mjibti ramatika, wa azima maghfiratika, wal-ghanmata min kulli birrin, was-salmata min kulli itsmin l tada l dzanban ill ghafartahu, wa l hamman ill farrajtahu, wa l jatan hiya laka ridlan ill qadlaitah y aramar-rimna.
Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.”
Setelah membaca doa-doa tersebut, tahap terakhir adalah memanjatkan doa khusus untuk memohon agar hajat atau keinginan yang sedang dihadapi dapat dikabulkan oleh Allah SWT.
Keutamaan dan Manfaat Sholat Hajat
Sholat hajat memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi kehidupan seorang muslim, di antaranya:
- Menjadi sarana untuk berkomunikasi dan memohon pertolongan kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai permasalahan dan kesulitan hidup.
- Dapat mempermudah segala urusan dan memperlancar rezeki.
- Mendatangkan keberkahan dan ketenangan dalam hidup.
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
- Membuka jalan bagi terkabulnya doa-doa yang dipanjatkan.
- Menjadi sarana untuk memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan.
- Dapat menjadi perantara untuk memohon keselamatan, kesehatan, dan keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan demikian, sholat hajat merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim, terutama bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan atau memiliki hajat tertentu yang ingin diwujudkan. Melalui sholat hajat, seorang hamba dapat memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah SWT, serta berharap agar segala urusannya dapat dimudahkan dan dikabulkan.
Perbandingan dengan Sholat Sunnah Lainnya
Sholat hajat memiliki beberapa perbedaan dengan sholat sunnah lainnya, terutama pada niat dan doa yang dibaca. Berikut ini perbandingan antara sholat hajat dengan sholat sunnah lainnya:
Niat
Dalam sholat hajat, niat yang dibaca berbeda dengan sholat sunnah lainnya. Pada sholat hajat, niat yang dibaca adalah “Ushall sunnatal jati rakataini adan lillhi tal” yang artinya “Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.” Sedangkan pada sholat sunnah lainnya, niatnya disesuaikan dengan jenis sholat yang akan dikerjakan.
Doa
Selain niat, perbedaan lainnya terletak pada doa-doa yang dibaca setelah sholat. Pada sholat hajat, terdapat beberapa doa khusus yang dibaca, seperti doa memohon shalawat, doa riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, serta doa riwayat Imam At-Tirmidzi. Doa-doa ini tidak dibaca pada sholat sunnah lainnya.
Tujuan
Tujuan utama dari sholat hajat adalah untuk memohon pertolongan, bimbingan, dan terkabulnya suatu hajat atau keinginan kepada Allah SWT. Sedangkan sholat sunnah lainnya, seperti sholat Dhuha, Tahajud, atau Rawatib, memiliki tujuan yang lebih beragam, seperti mencari pahala, mendekatkan diri kepada Allah, atau memenuhi sunnah Rasulullah SAW.
Meskipun terdapat perbe daan, sholat hajat tetap memiliki kesamaan dengan sholat sunnah lainnya, yaitu sama-sama merupakan amalan yang dianjurkan dan memiliki keutamaan di sisi Allah SWT.
Perbandingan Jumlah Rakaat Sholat Hajat
Selain perbedaan pada niat dan doa, sholat hajat juga memiliki variasi dalam jumlah rakaatnya. Secara umum, sholat hajat dapat dilaksanakan dengan dua rakaat, namun ada juga yang melaksanakannya sebanyak 12 rakaat.
Pelaksanaan sholat hajat sebanyak 12 rakaat dengan salam di setiap dua rakaat merupakan amalan yang dianjurkan oleh sebagian besar ulama dan orang saleh. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al-Maqdisi Abu Muhammad dalam kitabnya Al-Mughni fi Fiqhi Al-Imam Ahmad ibn Hanbal Asy-Syaibani.
Namun demikian, melaksanakan sholat hajat sebanyak dua rakaat pun sudah dianggap cukup memadai. Fleksibilitas dalam jumlah rakaat ini memberikan kemudahan bagi setiap muslim untuk dapat melaksanakan sholat hajat sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Perbedaan Sholat Hajat dengan Sholat Istikharah
Selain sholat hajat, terdapat juga sholat istikharah yang juga sering dilakukan oleh umat Islam. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang hampir serupa, yaitu memohon petunjuk dan pertolongan dari Allah SWT, terdapat beberapa perbedaan antara sholat hajat dan sholat istikharah.
Tujuan
Sholat hajat dilakukan dengan tujuan untuk memohon agar suatu hajat atau keinginan dapat terkabul, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Sedangkan sholat istikharah dilakukan untuk memohon petunjuk dari Allah SWT dalam mengambil keputusan atau menentukan suatu pilihan.
Niat
Pada sholat hajat, niat yang dibaca adalah “Ushall sunnatal jati rakataini adan lillhi tal” yang artinya “Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.” Sementara pada sholat istikharah, niatnya adalah “Ushalli sunnatal istikharati rakataini lillahi ta’ala” yang artinya “Aku niat sholat sunnah Istikharah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Doa
Setelah sholat, pada sholat hajat dibaca doa-doa khusus untuk memohon agar hajat atau keinginan dapat terkabul. Sedangkan pada sholat istikharah, dibaca doa khusus untuk memohon petunjuk dari Allah SWT dalam mengambil keputusan.
Waktu Pelaksanaan
Sholat hajat dapat dilaksanakan pada siang atau malam hari, namun waktu yang paling dianjurkan adalah pada sepertiga malam terakhir. Sementara sholat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan, sholat hajat dan sholat istikharah sama-sama merupakan ibadah sunnah yang dapat membantu umat Islam dalam menghadapi berbagai permasalahan dan mengambil keputusan yang terbaik.
Fatwa dan Pendapat Ulama tentang Sholat Hajat
Sholat hajat memiliki legitimasi yang kuat dalam ajaran Islam. Hal ini tercermin dari adanya fatwa dan pendapat dari para ulama terkemuka yang menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan sholat hajat.
Salah satu ulama yang menekankan pentingnya sholat hajat adalah Syekh Nawawi Al-Bantani. Dalam kitabnya Nihayatuz Zain, Syekh Nawawi menyatakan bahwa orang yang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk kemaslahatan agama dan dunianya, serta merasakan kesulitan, hendaknya melaksanakan sholat hajat.
Selain itu, Imam Ahmad bin Hanbal juga meriwayatkan hadits yang menegaskan keutamaan sholat hajat. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian shalat dua rakaat dengan sempurna, maka Allah akan memberikan apa yang ia minta, cepat atau lambat.”
Lebih lanjut, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dalam kitabnya Al-Mughni fi Fiqhi Al-Imam Ahmad ibn Hanbal Asy-Syaibani juga menyebutkan bahwa sebagian besar ulama dan orang saleh umumnya melaksanakan sholat hajat sebanyak 12 rakaat ketika memiliki kebutuhan atau permintaan khusus kepada Allah.
Dengan adanya fatwa dan pendapat ulama yang menganjurkan pelaksanaan sholat hajat, umat Islam memiliki landasan yang kuat untuk mempraktikkan ibadah ini dalam kehidupan sehari-hari. Sholat hajat dapat menjadi sarana yang efektif untuk memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah SWT dalam menghadapi berbagai permasalahan dan mencapai tujuan hidup yang diinginkan.
Sholat Hajat dalam Perspektif Tasawuf
Dalam perspektif tasawuf, sholat hajat memiliki makna yang lebih dalam dan spiritual. Sholat hajat tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk memohon pertolongan dalam urusan duniawi, tetapi juga sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memurnikan hati.
Dalam pandangan para sufi, sholat hajat merupakan manifestasi dari sikap tawakkal (berserah diri) dan tawakal (kepasrahan) seorang hamba kepada Sang Pencipta. Melalui sholat hajat, seorang muslim diharapkan dapat membangun kesadaran bahwa segala sesuatu di dunia ini berada di bawah kendali dan kehendak Allah SWT.
Selain itu, sholat hajat juga dipandang sebagai sarana untuk membersihkan hati dari sifat-sifat buruk, seperti riya, sum’ah, dan takabur. Dengan kekhusyukan dan keikhlasan dalam melaksanakan sholat hajat, seorang hamba diharapkan dapat memperoleh ketenangan jiwa dan kedekatan dengan Allah SWT.
Dalam konteks tasawuf, sholat hajat juga dapat menjadi sarana untuk mencapai maqam (tingkatan) spiritual yang lebih tinggi, seperti maqam tawakkal, khauf (rasa takut), dan raja’ (harapan). Dengan membiasakan diri melaksanakan sholat hajat, seorang muslim dapat melatih dirinya untuk senantiasa bersandar dan berserah diri kepada Allah SWT, serta memupuk harapan dan kepasrahan yang tulus dalam menghadapi segala permasalahan hidup.
Dengan demikian, sholat hajat dalam perspektif tasawuf tidak hanya dipandang sebagai ibadah ritual, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan kesadaran spiritual, membersihkan hati, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sholat Hajat dalam Konteks Kehidupan Modern
Dalam kehidupan modern saat ini, sholat hajat masih memegang peranan penting bagi umat Islam. Meskipun gaya hidup dan tantangan yang dihadapi semakin kompleks, sholat hajat tetap menjadi salah satu amalan sunnah yang terus diamalkan oleh banyak muslim.
Sholat hajat dapat menjadi sarana bagi umat Islam untuk memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah SWT dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan kehidupan modern, seperti persaingan kerja yang semakin ketat, tekanan finansial, masalah kesehatan, dan berbagai macam konflik sosial.
Selain itu, sholat hajat juga dapat menjadi sarana untuk memohon kemudahan dalam menjalankan ibadah dan memperkuat iman serta ketakwaan kepada Allah SWT. Di tengah derasnya arus globalisasi dan westernisasi yang dapat mengikis nilai-nilai spiritual, sholat hajat dapat menjadi benteng bagi umat Islam untuk tetap berpegang teguh pada ajaran agama.
Dalam konteks kehidupan modern, pelaksanaan sholat hajat juga dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing individu. Misalnya, bagi mereka yang memiliki kesibukan dan keterbatasan waktu, sholat hajat dapat dilaksanakan dalam bentuk yang lebih praktis, seperti sholat hajat dengan dua rakaat saja. Yang terpenting adalah niat dan kekhusyukan dalam melaksanakannya.
Dengan demikian, sholat hajat tetap memiliki relevansi dan signifikansi yang tinggi dalam kehidupan umat Islam di era modern. Amalan sunnah ini dapat menjadi sarana bagi setiap muslim untuk memohon pertolongan, bimbingan, dan kemudahan dari Allah SWT dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang semakin kompleks.
Sholat Hajat dan Kesehatan Mental
Selain memberikan manfaat spiritual, sholat hajat juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seorang muslim. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa praktik sholat, termasuk sholat hajat, dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis.
Salah satu manfaat sholat hajat bagi kesehatan mental adalah kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan. Melalui sholat hajat, seorang muslim dapat melepaskan segala beban dan permasalahan yang sedang dihadapi, serta memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah SWT. Proses ini dapat membantu menenangkan pikiran, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan rasa optimisme.
Selain itu, sholat hajat juga dapat membantu meningkatkan rasa syukur dan kepuasan hidup. Dengan memanjatkan doa dan memohon kepada Allah SWT, seorang muslim dapat memperoleh rasa ketenangan, kedamaian, dan keyakinan bahwa segala sesuatu berada dalam kendali-Nya. Hal ini dapat mendorong tumbuhnya perasaan syukur dan kepuasan yang lebih mendalam terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Pada aspek lain, sholat hajat juga dapat membantu meningkatkan resiliensi dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui sholat hajat, seorang muslim dapat memperoleh kekuatan, keyakinan, dan harapan untuk terus berjuang menghadapi permasalahan yang dihadapi. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan dan menghadapi hidup dengan lebih positif.
Dengan demikian, sholat hajat tidak hanya memberikan manfaat spiritual, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental seorang muslim. Praktik sholat hajat dapat menjadi salah satu sarana efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengurangi stres dan kecemasan, serta membangun resiliensi dalam menghadapi tantangan hidup.
Sholat Hajat dan Peluang Bisnis
Dalam konteks kehidupan modern, sholat hajat tidak hanya bermanfaat bagi aspek spiritual dan kesehatan mental, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan bisnis dan karier seorang muslim.
Bagi seorang muslim yang sedang menjalankan atau merencanakan suatu usaha, sholat hajat dapat menjadi sarana untuk memohon keberkahan, kemudahan, dan keberhasilan dalam mengelola dan mengembangkan bisnisnya. Melalui sholat hajat, seorang pengusaha muslim dapat memohon kepada Allah SWT agar usahanya diberi kelancaran, mendapatkan rezeki yang halal dan berkah, serta dapat bersaing secara sehat di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Selain itu, sholat hajat juga dapat menjadi sarana bagi seorang muslim untuk memohon petunjuk dan bimbingan dalam mengambil keputusan-keputusan penting terkait pengembangan bisnisnya. Dengan kekhusyukan dan kepasrahan dalam melaksanakan sholat hajat, seorang muslim dapat memperoleh ketenangan hati dan keyakinan bahwa segala keputusan yang diambil adalah yang terbaik di sisi Allah SWT.
Dalam konteks karier, sholat hajat juga dapat menjadi sarana bagi seorang muslim untuk memohon kemudahan, kelancaran, dan keberhasilan dalam meniti jenjang karier yang diinginkan. Melalui sholat hajat, seorang muslim dapat memohon agar Allah SWT membukakan pintu-pintu rezeki dan peluang yang sesuai dengan kemampuan dan ketekunannya, serta memberikan pertolongan dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam karier.
Dengan demikian, sholat hajat tidak hanya bermanfaat bagi aspek spiritual dan mental, tetapi juga dapat menjadi sarana bagi seorang muslim untuk memohon keberkahan, kemudahan, dan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha atau kariernya. Praktik sholat hajat dapat menj