Tata Cara Shalat Gerhana Bulan untuk Umat Muslim
pintar

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan untuk Umat Muslim


Sebagai umat Muslim, kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan atau shalat Khusuf saat terjadi fenomena gerhana bulan. Shalat gerhana bulan merupakan shalat sunnah yang dikerjakan ketika terjadi peristiwa gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Pengertian Shalat Gerhana Bulan

Shalat gerhana bulan atau shalat Khusuf adalah shalat sunnah yang dikerjakan umat Muslim saat terjadi fenomena gerhana bulan. Gerhana bulan terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, sehingga bayangan bumi menutupi sebagian atau seluruh permukaan bulan.

Peristiwa gerhana bulan dianggap sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan sebagai bentuk pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Hukum dan Dalil Shalat Gerhana Bulan

Shalat gerhana bulan hukumnya sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan bagi umat Muslim. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda (kebesaran) dari tanda-tanda Allah. Apabila kamu melihat gerhana, maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah hingga gerhana itu hilang.”

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga pernah melaksanakan shalat gerhana bulan saat terjadi peristiwa gerhana. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk mengikuti sunnah Nabi dengan melaksanakan shalat gerhana bulan.

Waktu Pelaksanaan Shalat Gerhana Bulan

Shalat gerhana bulan dapat dilaksanakan selama peristiwa gerhana bulan berlangsung. Umumnya, shalat gerhana bulan dilaksanakan saat puncak gerhana terjadi.

Pada tanggal 29 Oktober 2023, gerhana bulan sebagian (Partial Lunar Eclipse) akan terjadi. Berikut adalah jadwal lengkap gerhana bulan tersebut:

  • Gerhana mulai (P1): 01.00.00 WIB / 02.00.00 WITA / 03.00.00 WIT
  • Gerhana Sebagian mulai (U1): 02.34.37 WIB / 03.34.37 WITA / 04.34.37 WIT
  • Puncak Gerhana (Puncak): 03.14.05 WIB / 04.14.05 WITA / 05.14.05 WIT
  • Gerhana Sebagian berakhir (U4): 03.53.34 WIB / 04.53.34 WITA / 05.53.34 WIT
  • Gerhana berakhir (P4): 05.28.10 WIB / 06.28.10 WITA / 07.28.10 WIT

Umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan selama peristiwa gerhana berlangsung, terutama pada saat puncak gerhana terjadi.

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Berjamaah

Shalat gerhana bulan disunnahkan untuk dikerjakan secara berjamaah. Berikut adalah tata cara shalat gerhana bulan berjamaah:

1. Niat shalat gerhana bulan berjamaah yang dibaca oleh imam dan makmum:

/

Ushalli sunnatal khusufi rak”ataini imaman/makmuman lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

2. Takbiratul ihram seperti shalat biasa.

3. Membaca doa iftitah dan ta’awudz, kemudian membaca Surat Al-Fatihah dilanjutkan dengan Surat Al-Baqarah (dibaca dengan suara keras/jahar).

4. Rukuk.

5. Bangkit dari rukuk (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd”.

6. Setelah i’tidal, dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Ali Imran.

7. Rukuk kedua (dengan bacaan yang lebih pendek dari rukuk pertama).

8. Bangkit dari rukuk (i’tidal).

9. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama, duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.

10. Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama, namun dengan bacaan dan gerakan yang lebih singkat.

11. Tasyahud akhir dan salam.

Setelah shalat, imam atau yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana, berisi anjuran untuk beristighfar, semakin bertakwa kepada Allah, bertaubat, bersedekah, dan lain-lain.

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Sendirian

Selain shalat gerhana bulan berjamaah, umat Muslim juga dapat melaksanakan shalat gerhana bulan secara sendirian (munfarid). Berikut adalah tata cara shalat gerhana bulan sendirian:

1. Niat shalat gerhana bulan sendirian:

Ushalli sunnatal khusufi rak’ataini lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”

2. Takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

3. Membaca ta’awudz dan Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan Surat Al-Baqarah (dibaca dengan suara perlahan/sir).

4. Rukuk dengan membaca tasbih.

5. I’tidal, kemudian membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Ali Imran (dibaca dengan suara perlahan/sir).

6. Rukuk kedua dengan membaca tasbih.

7. I’tidal dan membaca doa i’tidal.

8. Sujud pertama dengan membaca tasbih, duduk di antara dua sujud, kemudian sujud kedua dengan membaca tasbih.

9. Bangkit dari sujud kedua dan mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama dengan rakaat pertama, namun lebih singkat.

10. Tasyahud akhir dan salam.

11. Istighfar dan doa.

Dalam mazhab Maliki, tidak ada batasan jumlah rakaat dalam shalat gerhana bulan, sehingga dapat dikerjakan per dua rakaat.

Keutamaan Shalat Gerhana Bulan

Melaksanakan shalat gerhana bulan memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:

  1. Mengagungkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
  2. Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  3. Memperbanyak zikir, doa, dan amal kebajikan.
  4. Mendapatkan pahala dan ganjaran dari Allah SWT.
  5. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.
  6. Mempererat hubungan dengan sesama umat Muslim melalui shalat berjamaah.

Kesimpulan

Shalat gerhana bulan atau shalat Khusuf merupakan shalat sunnah yang dianjurkan bagi umat Muslim saat terjadi fenomena gerhana bulan. Shalat ini dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendirian, dengan tata cara dan niat yang telah dijelaskan. Melaksanakan shalat gerhana bulan memiliki beberapa keutamaan, seperti mengagungkan kebesaran Allah SWT, mendekatkan diri kepada-Nya, serta mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Umat Muslim dianjurkan untuk menunaikan shalat gerhana bulan selama peristiwa gerhana berlangsung, terutama pada saat puncak gerhana terjadi.

Komentar Dinonaktifkan pada Tata Cara Shalat Gerhana Bulan untuk Umat Muslim